Pages

Subscribe:

Kamis, 08 Maret 2012

PENGERTIAN MOTIVASI DAN PENDIDIKAN


Pengertian Motivasi Orang Tua
Oleh : M. Jabal Nur, SH. I


Kalimat motivasi orang tua adalah merupakan gabungan dua kata yang masing-masing mempunyai arti yang beda yaitu motivasi dan orang tua. Oleh karena itu dalam memberikan pengertian yang mendekati kebenaran penulis memandang perlu untuk menjelaskan kedua istilah tersebut sehingga memudahkan bagi penulis untuk menjelaskan kedua istilah tersebut sehingga memudahkan bagi penulis untuk memberikan pengertian yang utuh.

Tugas dan peranan orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut : mengasuh, membesarkan dan mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma agama, nilai moral dan sosial yang berlaku di masyarakat. Di samping itu orang tua juga harus mampu mengembangkan potensi anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan kepribadian dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri (dewasa), baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral serta keagamaannya.


12
Orang tua adalah bagian dari keluarga, yang merupakan tempat pendidikan dasar utama untuk dewasa anak, juga merupakan tempat anak didik pertama kali menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau dari anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap kegiatan atau tingkah laku manusia dimana ia berada, dapat menjadi perhatian setiap orang, dengan demikian secara  sederhana   dapat   dikatakan   bahwa   motivasi   merupakan   kekuatan  yang   mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan kebaikan, baik kebaikan di dalam pandangan hukum agama dan pandangan hukum negara.
Motivasi adalah “perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”[1].  Berdasarkan pengertian motivasi yang telah penulis sebutkan, secara sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan.  Hal tersebut, terlaksana karena dirangsang dari berbagai macam kebutuhan atau keinginan yang hendak dipenuhi.
Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dan bergairah dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu kualitas hasil belajar siswa (prestasi belajar) juga kemungkinannya dapat terwujud, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun berhasil belajarnya, kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut:
1. Dorongan orang tua untuk berbuat sesuatu dalam mencapai jam.
2. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan
3. Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi     senantiasa selektif dan tetap terarah kepada jam yang ingin dicapai.[2]
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan, tetapi juga menentukan hasil perbuatan. Motivasi akan mendorong untuk belajar atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang bagaimana sikap keluarga yang dapat menyokong minat atau yang dapat memotivasi anak dalam meningkatkan cara belajar dan prestasi belajarnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Purwanto bahwa  sikap keluarga yang dapat memotivasi minat dan kemauan anak dalam belajar agar dapat menunjang keberhasilannya  adalah :
a. Menerima sepenuhnya anak sebagai individu, orang tua tidak memaksakan anak     untuk menampilkan prestasi yang tidak sesuai dengan kemauan anaknya.
b. Merumuskan dan menjelaskan harapan-harapan kepada anak dalam belajar.
c. Memberikan kebebasan atau ruang gerak yang memungkinkananak dapat     melakukan kreasi dan prakarsa sendiri sesuai kemampuannya[3].

Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anakanaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlakul karimah. Akan tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir, bahkan kecerdasan mereka.
Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar “Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya”[4]. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar
Adapun pengartian “motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu”[5]. Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah : M. Alisuf Sabri, mengemukakan motivasi adalah “segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan”[6]. WS Winkel, “motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati[7].
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :
1.      Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.
2.      Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3.      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan[8].
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi Orang tua terhadap prestasi belajar pendidikan agama menurut penulis adalah keseluruhan daya penggerak yang dilakukan oleh orang tua  terhadap anaknya yang menimbulkan kegiatan belajar sianak yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar agar mencapai prestasi belajar yang memuaskan, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh sianak belajar itu dapat tercapai. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Mereka menginginkan agar pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau Setidaknya sama dengan pendidikan orang tua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan anak-anaknya di Sekolah.
Cara orang tua dalam membimbing anak belajar di Rumah berbeda satu sama lain, karena tingkat pendidikan yang berbeda, kemungkinan ilmu pengetahuan cara membimbing anak dalam belajar belum dikuasai oleh semua orang tua, karena tidak semua orang tua mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Cara membimbing anak dalam belajar di Rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga anak di sekolah akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan bimbingan yang diperoleh anak dari orang tuanya.
Menurut Soegarda Poerbakawatja adalah : .Pendidikan Islam adalah segala usaha yang dilakukan umat Islam yang telah dewasa untuk membentuk manusia muslim yang berakhlak luhur, berbudi mulia atau tinggi dan bertakwa serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan umat atas dasar pengabdian kepada Allah”[9]. Sementara DR. Hasan Langulung mendefinisikan sebagai berikut : .Pendidikan Islam adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peran, pemindah pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan Fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat”[10].
Orang tua didalam kehidupan keluarga mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga .orang tua sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh”[11]. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar anak.
Berdasarkan hal-hal yang diutarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua tidak hanya cukup memberi makan, minm dan pakaian saja kepada anak- anaknya tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, bahagia dan berguna bagi hidupnya dan masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani dapat bekembang secara optimal dan seimbang.
Jadi Pengertian motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak dalam bidang studi pendidikan agama islam  adalah upaya orang tua menciptakan situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan yang secara suka rela memberi bantuan pendidikan kepada anak dengan tujuan untuk membangkitkan semangat belajar pada anak. Artinya membina seluruh kemampuan dan sikap yang baik, dimana anak akan semangat dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah sesuai dengan ajaran agama islam.
Dari uraian yang telah penulis uraikan diatas maka pengaruh motivasi orang tua sangat diperlukan, sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi belajar anak bisa dimaknai bahwa perhatian orang tua sangat memiliki peran penting dalam peningkatan prestasi belajar anak, karena orang tua memiliki waktu yang lebih banyak dalam memperhatikan anaknya, maka motivasi anak untuk meningkatkan prestasi belajar anaknya akan dimiliki lebih tinggi sehingga dengan adanya motivasi yang tinggi dalam mengikuti proses belajar maka sianak akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.





DAFTAR PUSTAKA:

[1] Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 1992) hal. 73.

[2] Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikuluml Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, Cet. Ke-1(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996),  hal.80
[3] Purwanto Ngalim. Psikologi Pendidikan,  (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), hal. 136

[4] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi …”, hal. 75.

[5] Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern English, 1991), hal. 997

[6] M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Cet. Ke-3,  (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001), hal. 90

[7] WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986), Cet. Ke-3, hal. 71

[8] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi…”, hal.74

[9] Soegarda Poerbakawartja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1998), hal. 214

[10] Hasan Langgung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Cet. Ke-1, (Bandung : Al-Ma.arif. 1908), hal. 75

[11] Ny Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta : Gunung Mulia, 1976), hal. 27

Selasa, 06 Maret 2012

EFEKTIVITAS PNPM DI KECAMATAN


A B S T R A K


Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan Bapak Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M. Pelaksanaan Program PNPM juga dilaksanakan di kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie dengan prioritas adalah masyarakat Miskin.
Tujuan penulisan skripsi ini ialah Untuk mengetahui bagaimana strategi pemberian modal Usaha pada Masyarakat yang dilakukan oleh PNPM, untuk mengetahui bagaimana pencapaian pemberian modal Usaha pada Masyarakat Kecamatan Mutiara Timur dan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengembangan  usahanya melalui Program PNPM yang disediakan oleh  Pemerintah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket dalam pengumpulan data. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan digunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap Tingkat efektivitas Modal Usaha PNPM pada Masyarakat Kecamatan Mutiara Timur.
Text Box: iiDari hasil Penelitian ditemukan bahwa efektivitas pemberian modal usaha PNPM dalam mencapai target dan terjadi peningkatan pada setiap tahunnya. Dengan meningkatnya usaha masyarakat sehingga dapat memperkecil persentase kemiskinan di Kecamatan Mutiara Timur.Tingkat pengembangan  Usaha Masyarakat melalui Program PNPM  semakin meningkat dengan meningkatnya omset setiap anggota kelompok  masyarakat dalam melakukan usahanya di Kecamatan Mutiara Timur.



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian.
          Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin. (Tulus T.H.Tambunan 1999, 74).
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut Pemerintah menetapkan Program Jangka Menengah (2005-2009) yang fokus pada pembangunan pertanian perdesaan. Salah satunya ditempuh melalui pendekatan mengembangkan usaha agrbisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di perdesaan. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan, Bapak Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M. (Sujana Royat, 2007)
Pelaksanaan Program PNPM juga dilaksanakan di kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie dengan prioritas adalah masyarakat Miskin  yang tidak mempunyai modal usaha dalam melaksanakan kegiatan yang untuk menghasilkan uang PNPM MP menjadi harapan masyarakat, karena masyarakat sangat merasakan sendiri bagaimana mewujudkan keinginan bersama dan membangun sendiri keinginannya secara gotong royong. Hasil yang diharapkan ternyata sesuai dengan keinginan masyarakat.
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. PNPM Mandiri merupakan program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Melalui PNPM Mandiri mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuh kembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasidan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/ sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga akan diprioritaskan pada Gampong- tertinggal.
Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut.
Berdasarkan Latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti dan menjadikannya karya ilmiah sebagai salah satu Syarat  untuk mendapatkan gelar Sarjana dengan judul   Efektivitas Modal Usaha PNPM terhadap Masyarakat Mutiara Timur Kabupaten Pidie “

1.2. Rumusan Masalah.
          Dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu :
1. Bagaimana strategi pemberian modal Usaha pada Masyarakat yang dilakukan oleh PNPM?
2. Bagaimana pencapaian pemberian modal Usaha pada Masyarakat Kecamatan Mutiara Timur?
3.  Bagaimana tingkat pengembangan  Usahanya melalui Program PNPM yang disediakan oleh  Pemerintah?

1.3. Tujuan Penelitian
          Adapun tujuan Penelitiannya ialah :
1.  Untuk mengetahui bagaimana strategi pemberian modal Usaha pada Masyarakat yang dilakukan oleh PNPM.
2. Untuk mengetahui bagaimana pencapaian pemberian modal Usaha pada Masyarakat Kecamatan Mutiara Timur
3.  Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengembangan  Usahanya melalui Program PNPM yang disediakan oleh  Pemerintah.

1.4. Mamfaat Penelitian.
          Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat :
1.  Menjadi  bahan-bahan bacaan dan  masukan bagi masyarakat  yang ingin mengetahui tentang PNPM yang sudah di jalankan oleh Pemerintah.
2. Bermamfaat bagi Masyarakat yuang membutuhkan modal usaha                  dalam   kegiatan Dagangnya
DAFTAR PUSTAKA

Tulus T.H.Tambunan ( a ), Pengembangan industri skala kecil di Indonesia, Penerbit  PT.Mutiara sumber widiya Jakarta, Tahun, 1999

Tulus T.H.Tambunan ( b ), Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Penerbit  PT.Selemba Emban Patria, Tahun, 2002.

Sujana Royat, Pedoman Umum PNPM Mandiri, Keputusan Menteri Perekonomian Negara, di keluarkan pada Tahun 2007.

Tulus T.H.Tambunan, Reformasi Industrialisasi Perdesaan, Penerbit , Media Ekonomi Publishing, Unifersitas Trisakti, pada Tahun 1999,

Gilarso, T. 1993. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro Jilid 2. Penerbit Kanisius. Jakarta

David Downey, W dan Steven P Erickson, 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi 2. Penerbit Airlangga. Jakarta.

Stoner, J.A.F dkk. 1996. Manajemen Edisi Indonesia. Terjemahan Alexander Sindoro dan Bambang Sayaka. Penerbit Prenhallindo. Jakarta.

Buchari, A. 1999. Pengantar Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung Magdalena, L dan B.Soewartoyo. 1992. Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis dan Manajemen. PT. Cipta Adi Pusaka. Jakarta.

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.