Oleh : M. Jabal Nur, SH. I
Kalimat motivasi orang tua adalah merupakan gabungan dua
kata yang masing-masing mempunyai arti yang beda yaitu motivasi dan orang tua.
Oleh karena itu dalam memberikan pengertian yang mendekati kebenaran penulis
memandang perlu untuk menjelaskan kedua istilah tersebut sehingga memudahkan
bagi penulis untuk menjelaskan kedua istilah tersebut sehingga memudahkan bagi
penulis untuk memberikan pengertian yang utuh.
Tugas
dan peranan orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut
: mengasuh, membesarkan dan mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta
menanamkan norma agama, nilai moral dan sosial yang berlaku di masyarakat. Di
samping itu orang tua juga harus mampu mengembangkan potensi anak, memberi
teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan kepribadian dengan penuh tanggung
jawab dan penuh kasih sayang. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk
memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri (dewasa), baik
secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral serta keagamaannya.
|
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan kebaikan, baik kebaikan di dalam pandangan hukum agama dan
pandangan hukum negara.
Motivasi adalah “perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”[1]. Berdasarkan pengertian motivasi yang telah penulis
sebutkan, secara sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan
kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu dalam mencapai
tujuan. Hal tersebut, terlaksana karena dirangsang dari berbagai macam
kebutuhan atau keinginan yang hendak dipenuhi.
Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi
inilah siswa menjadi tekun dan bergairah dalam proses belajar, dan dengan
motivasi itu kualitas hasil belajar siswa (prestasi belajar) juga kemungkinannya
dapat terwujud, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat
dan jelas pasti akan tekun berhasil belajarnya, kepastian itu dimungkinkan oleh
sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut:
1. Dorongan orang
tua untuk berbuat sesuatu dalam mencapai jam.
2. Penentu arah
perbuatan yakni kearah tujuan
3. Penyeleksi
perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa
selektif dan tetap terarah kepada jam yang ingin dicapai.[2]
Berdasarkan arti
dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya
berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan, tetapi juga menentukan
hasil perbuatan. Motivasi akan mendorong untuk belajar atau melakukan sesuatu
perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula
hasil pekerjaannya. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang bagaimana sikap
keluarga yang dapat menyokong minat atau yang dapat memotivasi anak dalam
meningkatkan cara belajar dan prestasi belajarnya sebagaimana yang dikemukakan
oleh Purwanto bahwa sikap keluarga yang dapat memotivasi minat dan
kemauan anak dalam belajar agar dapat menunjang keberhasilannya adalah :
a.
Menerima sepenuhnya anak sebagai individu, orang tua tidak memaksakan anak untuk
menampilkan prestasi yang tidak sesuai dengan kemauan anaknya.
b.
Merumuskan dan menjelaskan harapan-harapan kepada anak dalam belajar.
c. Memberikan
kebebasan atau ruang gerak yang memungkinkananak dapat melakukan
kreasi dan prakarsa sendiri sesuai kemampuannya[3].
Anak lahir dalam
pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua bertugas
sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik terhadap
anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anakanaknya menjadi manusia
yang pandai, cerdas dan berakhlakul karimah. Akan tetapi banyak orang tua yang
tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak
diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh
orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap,
perasaan, cara berpikir, bahkan kecerdasan mereka.
Salah satu
faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam
proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar,
motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar “Motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang
siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang
adanya motivasi dalam belajarnya”[4]. Motivasi
mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun
siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna
memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar
dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan
perbuatan belajar
Adapun
pengartian “motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah
keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar
maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu”[5]. Pendapat-pendapat
para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah : M. Alisuf Sabri, mengemukakan
motivasi adalah “segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan”[6]. WS
Winkel, “motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi
aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan atau dihayati[7].
Dari beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu
perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna
mencapai tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :
1. Bahwa motivasi
itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia,
perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological"
yang ada pada organisme manusia.
2. Motivasi
ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan
dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan[8].
Dengan demikian
yang dimaksud dengan motivasi Orang tua terhadap prestasi belajar pendidikan
agama menurut penulis adalah keseluruhan daya penggerak yang dilakukan oleh
orang tua terhadap anaknya yang
menimbulkan kegiatan belajar sianak yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar agar mencapai prestasi
belajar yang memuaskan, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh sianak belajar
itu dapat tercapai. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya
memiliki cita-cita tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Mereka
menginginkan agar pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau Setidaknya sama
dengan pendidikan orang tua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan
mempengaruhi sikap dan keberhasilan anak-anaknya di Sekolah.
Cara orang tua
dalam membimbing anak belajar di Rumah berbeda satu sama lain, karena tingkat
pendidikan yang berbeda, kemungkinan ilmu pengetahuan cara membimbing anak
dalam belajar belum dikuasai oleh semua orang tua, karena tidak semua orang tua
mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Cara membimbing anak dalam belajar di
Rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga anak di sekolah
akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan bimbingan yang
diperoleh anak dari orang tuanya.
Menurut Soegarda
Poerbakawatja adalah : .Pendidikan Islam adalah segala usaha yang dilakukan
umat Islam yang telah dewasa untuk membentuk manusia muslim yang berakhlak
luhur, berbudi mulia atau tinggi dan bertakwa serta bertanggung jawab tentang
kesejahteraan umat atas dasar pengabdian kepada Allah”[9]. Sementara
DR. Hasan Langulung mendefinisikan sebagai berikut : .Pendidikan Islam adalah
proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peran, pemindah pengetahuan dan
nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan Fungsi manusia untuk beramal di
dunia dan memetik hasilnya di akhirat”[10].
Orang tua
didalam kehidupan keluarga mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin
rumah tangga .orang tua sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak,
kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur
pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam
pribadi anak yang sedang tumbuh”[11].
Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar anak.
Berdasarkan
hal-hal yang diutarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua
tidak hanya cukup memberi makan, minm dan pakaian saja kepada anak- anaknya
tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, bahagia dan berguna
bagi hidupnya dan masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat mengembangkan
semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani dapat
bekembang secara optimal dan seimbang.
Jadi Pengertian motivasi orang tua terhadap keberhasilan
belajar anak dalam bidang studi pendidikan agama islam adalah upaya orang tua menciptakan situasi
dan kondisi tertentu dalam lingkungan yang secara suka rela memberi bantuan
pendidikan kepada anak dengan tujuan untuk membangkitkan semangat belajar pada
anak. Artinya membina seluruh kemampuan dan sikap yang baik, dimana anak akan
semangat dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah sesuai dengan ajaran
agama islam.
Dari uraian yang telah penulis uraikan diatas maka
pengaruh motivasi orang tua sangat diperlukan, sebagai upaya dalam meningkatkan
prestasi belajar anak bisa dimaknai bahwa perhatian orang tua sangat memiliki
peran penting dalam peningkatan prestasi belajar anak, karena orang tua
memiliki waktu yang lebih banyak dalam memperhatikan anaknya, maka motivasi
anak untuk meningkatkan prestasi belajar anaknya akan dimiliki lebih tinggi
sehingga dengan adanya motivasi yang tinggi dalam mengikuti proses belajar maka
sianak akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA:
[1] Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 1992) hal. 73.
[2] Sabri,
Psikologi Pendidikan Berdasarkan
Kurikuluml Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, Cet. Ke-1(Jakarta : Pedoman
Ilmu Jaya, 1996), hal.80
[3] Purwanto Ngalim.
Psikologi Pendidikan, (Bandung :
PT. Remaja Rosda Karya, 1998), hal. 136
[4]
Sardiman
A.M, Interaksi dan Motivasi …”, hal. 75.
[5]
Peter
Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta
: Modern English, 1991), hal. 997
[6]
M. Alisuf
Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Cet. Ke-3, (Jakarta
: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001), hal. 90
[7]
WS.
Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT.
Gramedia, 1986), Cet. Ke-3, hal. 71
[8]
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi…”, hal.74
[9]
Soegarda Poerbakawartja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung
Agung, 1998), hal. 214
[10] Hasan Langgung, Beberapa Pemikiran tentang
Pendidikan Islam, Cet. Ke-1, (Bandung : Al-Ma.arif. 1908), hal.
75
[11]
Ny Singgih
D. Gunarsa, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta : Gunung Mulia, 1976), hal.
27