Pages

Subscribe:

Selasa, 06 Maret 2012

EFEKTIVITAS PNPM DI KECAMATAN


A B S T R A K


Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan Bapak Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M. Pelaksanaan Program PNPM juga dilaksanakan di kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie dengan prioritas adalah masyarakat Miskin.
Tujuan penulisan skripsi ini ialah Untuk mengetahui bagaimana strategi pemberian modal Usaha pada Masyarakat yang dilakukan oleh PNPM, untuk mengetahui bagaimana pencapaian pemberian modal Usaha pada Masyarakat Kecamatan Mutiara Timur dan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengembangan  usahanya melalui Program PNPM yang disediakan oleh  Pemerintah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket dalam pengumpulan data. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan digunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap Tingkat efektivitas Modal Usaha PNPM pada Masyarakat Kecamatan Mutiara Timur.
Text Box: iiDari hasil Penelitian ditemukan bahwa efektivitas pemberian modal usaha PNPM dalam mencapai target dan terjadi peningkatan pada setiap tahunnya. Dengan meningkatnya usaha masyarakat sehingga dapat memperkecil persentase kemiskinan di Kecamatan Mutiara Timur.Tingkat pengembangan  Usaha Masyarakat melalui Program PNPM  semakin meningkat dengan meningkatnya omset setiap anggota kelompok  masyarakat dalam melakukan usahanya di Kecamatan Mutiara Timur.



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian.
          Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin. (Tulus T.H.Tambunan 1999, 74).
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut Pemerintah menetapkan Program Jangka Menengah (2005-2009) yang fokus pada pembangunan pertanian perdesaan. Salah satunya ditempuh melalui pendekatan mengembangkan usaha agrbisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di perdesaan. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan, Bapak Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M. (Sujana Royat, 2007)
Pelaksanaan Program PNPM juga dilaksanakan di kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie dengan prioritas adalah masyarakat Miskin  yang tidak mempunyai modal usaha dalam melaksanakan kegiatan yang untuk menghasilkan uang PNPM MP menjadi harapan masyarakat, karena masyarakat sangat merasakan sendiri bagaimana mewujudkan keinginan bersama dan membangun sendiri keinginannya secara gotong royong. Hasil yang diharapkan ternyata sesuai dengan keinginan masyarakat.
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. PNPM Mandiri merupakan program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Melalui PNPM Mandiri mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuh kembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasidan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/ sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga akan diprioritaskan pada Gampong- tertinggal.
Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut.
Berdasarkan Latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti dan menjadikannya karya ilmiah sebagai salah satu Syarat  untuk mendapatkan gelar Sarjana dengan judul   Efektivitas Modal Usaha PNPM terhadap Masyarakat Mutiara Timur Kabupaten Pidie “

1.2. Rumusan Masalah.
          Dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu :
1. Bagaimana strategi pemberian modal Usaha pada Masyarakat yang dilakukan oleh PNPM?
2. Bagaimana pencapaian pemberian modal Usaha pada Masyarakat Kecamatan Mutiara Timur?
3.  Bagaimana tingkat pengembangan  Usahanya melalui Program PNPM yang disediakan oleh  Pemerintah?

1.3. Tujuan Penelitian
          Adapun tujuan Penelitiannya ialah :
1.  Untuk mengetahui bagaimana strategi pemberian modal Usaha pada Masyarakat yang dilakukan oleh PNPM.
2. Untuk mengetahui bagaimana pencapaian pemberian modal Usaha pada Masyarakat Kecamatan Mutiara Timur
3.  Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengembangan  Usahanya melalui Program PNPM yang disediakan oleh  Pemerintah.

1.4. Mamfaat Penelitian.
          Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat :
1.  Menjadi  bahan-bahan bacaan dan  masukan bagi masyarakat  yang ingin mengetahui tentang PNPM yang sudah di jalankan oleh Pemerintah.
2. Bermamfaat bagi Masyarakat yuang membutuhkan modal usaha                  dalam   kegiatan Dagangnya
DAFTAR PUSTAKA

Tulus T.H.Tambunan ( a ), Pengembangan industri skala kecil di Indonesia, Penerbit  PT.Mutiara sumber widiya Jakarta, Tahun, 1999

Tulus T.H.Tambunan ( b ), Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Penerbit  PT.Selemba Emban Patria, Tahun, 2002.

Sujana Royat, Pedoman Umum PNPM Mandiri, Keputusan Menteri Perekonomian Negara, di keluarkan pada Tahun 2007.

Tulus T.H.Tambunan, Reformasi Industrialisasi Perdesaan, Penerbit , Media Ekonomi Publishing, Unifersitas Trisakti, pada Tahun 1999,

Gilarso, T. 1993. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro Jilid 2. Penerbit Kanisius. Jakarta

David Downey, W dan Steven P Erickson, 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi 2. Penerbit Airlangga. Jakarta.

Stoner, J.A.F dkk. 1996. Manajemen Edisi Indonesia. Terjemahan Alexander Sindoro dan Bambang Sayaka. Penerbit Prenhallindo. Jakarta.

Buchari, A. 1999. Pengantar Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung Magdalena, L dan B.Soewartoyo. 1992. Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis dan Manajemen. PT. Cipta Adi Pusaka. Jakarta.

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.