Fungsi media Pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran,
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam
menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media
dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar
Fungsi media dalam proses pembelajaran
Dalam kegiatan interaksi
antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya
kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al.,
2001) adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap,
menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.
Dengan kemampuan ini,
obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian
dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali
seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media
dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi)
sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta
dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif,
artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali
penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
Hambatan-hambatan
komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama,
verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui
artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan
lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua,
salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh
siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan
dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan,
model, dan sebagainya. Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi
karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik
mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan,
cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan
guru. Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan
logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah.
Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya
konsep.
Pengembangan media
pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang
dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang
mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang
terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film,
video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang
benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi,
baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang
kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan
sebagainya.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang
benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan
perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan
dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh
gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4.
Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman
suara denyut jantung dan sebagainya.
5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang
sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar,
potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga,
burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6.
Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk
didekati.Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus,
pertempuran, dan sebagainya.
7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah
rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti
jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.
8. Dengan mudah membandingkan sesuatu.
Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan
dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya.
9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang
berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur
sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari
kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat
diamati hanya dalam beberapa detik.
10.
Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat.
Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik
loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
11.
Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan
film atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak,
dan sebagainya.
12.
Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat. Dengan diagram, bagan, model,
siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
13. Melihat
ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa melihat
proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara
ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau
video (memantapkan hasil pengamatan).
14. Dapat
menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara serempak.
Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti
kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.
15.
Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan
modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan,
kesempatan, dan kecepatan masing-masing.
Penggunaan media dalam pembeljaran
atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut
Wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran,
yakni :
1. Tujuan Media
yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan
yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan
pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
2. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda,
maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai
adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih
tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi
menghasilkan dan meningkatkan pencapaian akademik.
3. Keadaan siswa Media akan efektif
digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa.
misalnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong
auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual
dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
4. Ketersediaan
walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran,
media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson,
media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia
ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
5. Biaya-Biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan
hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1998 : 62) dasar pemilihan
alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan kematangan,
minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan
pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih,
menghindari alat bantu yang berelebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu
tersebut diperlukan dan dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.