Pages

Subscribe:

Sabtu, 03 Maret 2012

SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA LEMBAGA JABALNUR 'ILMI


SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA LEMBAGA JABALNUR 'ILMI
                                                        BIDANG PERPUSTAKAAN

OLeh : Muhammad Jabal Nur, SH,I

A. Pendahuluan
Sejak kita memasuki Sekolah Dasar, rasanya sudah tidak asing dengan kata ‘perpustakaan’. Secara umum, perpustakaan adalah suatu tempat dimana terdapat kumpulan buku-buku. Dalam konteks pendidikan, buku-buku tersebut adalah buku-buku yang menunjang proses pendidikan tapi jarang kita membacanya. Perpustakaan hanya menjadi tempat kunjungan segelintir siswa. Prioritas kunjungan siswa ke perpustakaan berada dibawah keinginan berkunjung ke kantin. Hal ini berlanjut hingga perguruan tinggi artinya budaya membaca belum begitu tertanam pada mahasiswa dan masyarakat.
Perpustakaan yang ada  tidak pernah seramai kantin atau stadiun. Gairah membaca pada pelajar dan masyarakat belum tertanam. Begitu juga dengan perpustakaan yang ada disekolah dan perguruan Tinggi biasanya setiap pelajar dan mahasiswa mengunjungi perpustakaan ketika mendekati ujian atau dalam penyusunan skripsi. Hal ini kadangkala diperparah dengan fasilitas perpustakaan yang minim. Contohnya, buku-buku terbitan lama, rusak dan berdebu. Koleksi perpustakaan kadangkala kurang lengkap, mulai buku-buku terbaru hingga jurnal yang disediakan oleh pihak pustaka.
Nampaknya sampai hari ini perpustakaan belum populer, masih kalah populer dengan profesi yang lain seperti Nonton bola, bertamasya (menghabiskan hari libur) dan lain sebagainya, dengan kata lain masih dilihat dengan sebelah mata. Banyak orang melihat perpustakaan hanyalah tempat menumpuk buku, sewaktu-waktu boleh dipinjam dan dibaca.
Dengan lahirnya UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dimana Perpustakaan di kehendaki sebagai “lnstitusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dun rekreasi para pemustaka”. Dengan peraturan perundangan tersebut bisa dikatakan seharusnya perpustakaan bukan lagi lembaga pelengkap penderita, atau sekedar sarana pendukung tetapi adalah lembaga yang harus dan layak dikembangkan secara mandiri sebagai institusi profesional dengan sistem yang baku. Oleh karena dapat berperan aktif sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itulah bagaimana upaya menjadikan perpustakaan sebagai bagian hidup keseharian guna mewujudkan masyarakat pembelajar yang nantinya dapat mencerdaskan kehidupan Bangsa.
Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsi di atas perpustakaan Jabalnur Ilmi tidak dapat berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat umum maupun pemerintah daerah, hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Perpustakaan   Nomor : 43 Tahun 2007 Pasal 8 huruf a s/d f yang  berbunyi sebagai berikut :
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban :
  1. Menjamin penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di daerah;
  2. Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di wilayah masing-masing;
  3. Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat;
  4. Menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan;
  5. Memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah ; dan
  6. Menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum daerah berdasar kekhasan daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang kekayaan budaya daerah di wilayahnya.
Dari point-point yang telah disebutkan diatas kita ketahui bahwa peran Pemerintah Daerah sangat besar terhadap perkembangan perpustakaan umum di daerahnya, selain adanya dukungan yang kuat dari masyarakatnya. Hal inilah kiranya yang dapat mendorong perlunya pemikiran oleh masyarakat dan Pemerintah Profinsi dan Kabupaten untuk memberi dukungan dalam pengembangan pustaka, agar perpustakaan umum yang ada di Kabupaten Pidie dan khususnya perpustakaan Jabalnur Ilmi hendaknya dapat kita sesuaikan  dengan Standar Nasional Perpustakaan, yang akhirnya Perpustakaan Umum Jabalnur Ilmi dapat berkiprah sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang mampu mengembangkan potensi masyarakat Indonesia umumnya khususnya masyarakat Aceh serta mampu sebagai pusat pelestarian kekayaan budaya bangsa, khususnya Budaya Aceh.
Tapi kenyataan yang terjadi masyarakat lndonesia pada umumnya dan masyarakat aceh khususnya belum begitu kenal akan pustaka bahkan lebih senang menonton dibandingkan dengan membaca, masyarakat masih mengatakan buku Rp.45.000,- dianggap mahal. Andaikan perpustakaan ada dimana-mana dan masyarakat banyak mau membaca insya Allah Negara semakin maju dan berkembang karena semua masyarakatnya memiliki Ilmu akan tetapi kenyataan yang ada perpustakaan  hanya dimiliki oleh sekolah dan perguruan tinggi itupun buku bacaan yang disediakan sangat terbatas terlepas dari berbagai macam alasan dan bahkan umumnya di aceh TK, SD, MTsN, MTsS, dll. hampir semua tidak memiliki pustaka hal ini merupakan ancaman kebodohan terhadap generasi bangsa yang nantinya menjadi generasi peniru bukan untuk ditiru atau menjadi generasi kelam karena tidak memiliki Ilmu sementara perkembangan zaman dari segala bidang terus meningkat dan aliran budaya asing tak bisa dibendung kita hanya bisa menunggu apa yang akan datang kitapun terpengaruh olehnya tanpa pertimbangan karena kita tidak memiliki ilmu.
Akibat dari perkembangan teknologi lalu Internet pun muncul dengan berbagai macam programnya yang kalau menurut pendapat saya Internet adalah Pustaka raksasa yang menyediakan berbagai macam materi bacaan mulai dari “a” sampai pada pengetahuan seks dan Internet merupakan ajang mencari uang para ahli Internet dengan menawarkan berbagai macam situs yang disukai masyarakat yang tak menghiraukan efek dari padanya, yang imbasnya dirasakan oleh anak –anak dan orang tua, mengapa tidak..? ketika sianak meminta izin ke warnet dengan alasan untuk membaca, dalam pengamatan yang penulis lakukan sesampai di warnet bukan bacaan yang bermanfaat yang dia baca melainkan ada yang main Gem dan ada yang membuka situs porno memang ada peraturan yang ditempelkan disetiap kamar warnet diantaranya untuk anak-anak dibawah umur untuk didampingi oleh wali atau orang tua tapi kenyataannya tak satu persentasepun ada orang tua yang mendampingi anaknya dalam memainkan internet sehingga anak-anak bisa bebas dalam membuka situs-situs porno, dengan keadaan seperti ini akan dapat merusak moral sianak.
Kegelisahan orang tua terhadap anaknya yang  menghabiskan waktu di Internet dengan alasan membaca atau mencari bahan semakin meningkat. Apa yang diresahkan oleh orang tua terhadap anaknya yang menghabiskan waktu di Internet…? Yang ditakutkan orang tua adalah anaknya sewaktu ke Internet bukan membuka bahan bacaan yang memang dibutuhkan dan berkaitan dengan  meteri pelajarannya  di sekolah melainkan mengakses situs yang berbaur porno, yang tidak sesuai denga akidah  dan moral anak karena pada diri setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru, dengan dorongan ini anak dapat melakukan sesuatu yang melanggar dengan hukum Agama dan hukum Negara.
Masa ini juga merupakan masa sensitif bagi anak, sebab apa yang dilihat dan apa yang didengarnya akan selalu ditiru tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua, karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak anak dikemudian hari.
Maka dalam keadaan seperti ini peran pustaka sangat penting untuk memajukan ilmu pengetahuan bagi sianak dalam mengatasi berbagai persoalan yang timbul sebagaimana yang telah penulis sebutkan diatas tadi dengan membaca maka sianak akan tau  dan akan menambahkan ilmu satu kalimat saja yang dibaca akan memberi manfaat padanya.
Dalam kehidupan dan perkembangan dunia, bahkan perkembangan disuatu Negara ilmu merupakan modal utama dalam berbagai bidang begitu juga dalam menciptakan generasi penerus bangsa agar dapat menjadi generasi pembanggun Negara bukan penghacur Negara, maka dalam hal ini Ilmu sangat diperlukan, salah satu cara untuk mendapatkan ilmu yaitu dengan membaca dan menjadikan perpustakaan sebagai tempat peristirahatan, baik dalam berdiskusi maupun dalam membaca dengan membaca kita pasti akan tau artinya dengan kita sudah mengetahuinya berarti kita sudah punya ilmu.Banyak yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Memang tak terbantahkan, buku adalah jendela dunia. Dengan membuka buku berarti kita membuka jendela dunia dan kita bisa melihat keluar, sesuatu yang baru atau pemandangan yang berbeda dengan apa yang ada di pikiran kita saat ini. Membaca buku adalah kita telah menyelami dunia lain, yaitu sebuah dunia yang ada di dalam pikiran orang lain. Sementara setiap orang memiliki dunia yang berbeda. Dengan membaca buku kita akan menyelami berbagai dunia orang lain yang akan memberikan kita kebijaksanaan  dan wawasan yang lebih mendalam dalam menghadapi dua kehidupan baik kehidupan di Dunia dan kehidupan kita diakhirat kelak.
Tidak ada, satu buku pun yang pernah ditulis di dunia yang tidak membawa manfaat. Setiap buku akan membawa manfaat kepada kita jika kita mampu menangkap makna dan hikmah. Jika kita masih kesulitan menangkap makna dan hikmah dari suatu buku, berarti kita harus meningkatkan keterbukaan pikiran kita. Hikmah dan makna sebuah buku tidak akan masuk ke dalam pikiran yang tertutup.Satu-satunya buku yang tidak membawa manfaat adalah buku yang tidak pernah kita baca. Sekali kita membaca buku, maka makna dan hikmah buku tersebut bisa masuk ke dalam pikiran kita jika pikiran kita terbuka.

B. Permasalahan.
Akibat dari kegelisahan orang tua dengan kemajuan teknologi, internetpun muncul yang sebagaian orang menganggap itu juga sebuah perpustakaan, memang benar akan tetapi pustaka yang tak terkontrol dimana para pelajar semaunya saja meng akses situs yang berbaur porno dan melanggar dengan akidah anak.
Kenyataan yang dihadapi pada kondisi masyarakat sekarang adalah “kemiskinan dan ketidakberdayaan”, untuk membeli buku dengan harga yang terjangkau. Hal ini juga di dukung dengan maraknya totonan yang disediakan melalui media televisi, membuat diri manusia menjadi terlena untuk melakukan kegiatan membaca.
Sementara pada ranah kehidupan sosial, para pengelola pemerintahan yang berada pada tingkat yang paling bawahpun belum banyak tergugah untuk ikut membantu menyediakan ruang tunggu yang dilengkapi dengan “bilik bacaan”, yang berisi informasi yang dapat dibaca oleh setiap pengunjung yang datang ke institusi tersebut, sambil menunggu giliran dalam pengurusan suatu kepentingan.

B. Fungsi dan Tujuan di dirikannya  Pustaka Jabalnur Ilmi.
      Bila kita mencermati dan membandingkan, minat baca masyarakat pada saat ini, secara kuantitas dapat dikatakan sangat minim, dan bagaimana untuh membudayakan masyarakat dalam membaca. Mengingat pengertian minat baca secara umum adalah dorongan yang timbul dan adanya keinginan yang besar pada diri manusia guna mengetahui informasi yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana upaya kita saling mendorong dan menciptakan iklim bahwa, membaca merupakan kebutuhan yang amat mendasar, setelah pangan, sandang dan papan.
Perpustakaan Umum mempunyai peran sangat strategis dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam mendudkung penyelenggaraan pendidikan nasional, serta merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa, hal ini sesuai dengan apa yang telah diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 yaitu sebagai wahana mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain amanat sebagaimana tertuang dalam Undang-undang 1945, Perpustakaan Umum juga mempunyai beberapa fungsi strategis dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat :
  1. Fungsi Perpustakaan Umum sebagai tempat pembelajaran seumur hidup (life-long learning). Perpustakaan Umumlah tempat dimana semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa terus belajar tanpa dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Banyak program pemerintah, seperti pemberantasan buta huruf dan wajib belajar, akan jauh lebih berhasil seandainya terintegrasi dengan Perpustakaan Umum. Bila di sekolah orang diajar agar tidak buta huruf dan memahami apa yang dibaca. Maka di Perpustakaan Umum, orang diajak untuk terbuka wawasannya, mampu berpikir kritis, mampu mencermati berbagai masalah bersama dan kemudian bersama-sama dengan anggota komunitas yang lain mencarikan solusinya. Tugas Perpustakaan Umum membangun lingkungan pembelajaran (learning environment) dimana anggota komunitas pemakainya termotivasi untuk terus belajar dan terdorong untuk berbagi pengetahuan. Dalam konsep manajemen modern, hal ini disebut dengan Knowledge Management.
  2. Fungsi Perpustakaan Umum sebagai katalisator perubahan budaya. Perubahan perilaku masyarakat pada hakikatnya adalah perubahan budaya masyarakat. Perpustakaan Umum merupakan tempat strategis untuk mempromosikan segala perilaku yang meningkatkan produktifitas masyarakat. Individu komunitas yang berpengetahuan akan membentuk kelompok komunitas berpengatahuan. Perubahan pada tingkat individu akan membawa perubahan pada tingkat masyarakat. Komunitas yang berbudaya adalah komunitas yang berpengetahuan dan produktif. Komunitas yang produktif mampu melakukan perubahan dan meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik.
  3. Fungsi Perpustakaan Umum sebagai agen perubahan sosial. Idealnya, Perpustakaan Umum adalah tempat dimana segala lapisan masyarakat bisa bertemu dan berdiskusi tanpa dibatasi prasangka agama, ras, kepangkatan, strata, kesukuan, golongan, dan lain-lain. Perpustakaan Umum sangat strategis dijadikan tempat anggota komunitas berkumpul dan mendiskusikan beragam masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Disini, perpustakaan tidak hanya menyediakan ruang baca, tetapi juga menyediakan ruang publik bagi komunitasnya untuk melepas unek-uneknya dan kemudian berdiskusi bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Tugas pustakawanlah untuk mendokumentasikan semua pengetahuan publik yang dihasilkan dan menyebarluaskan ke anggota komunitas yang lain. Seorang pustakawan dituntut tidak hanya mampu mengolah informasi, tetapi juga harus punya kepekaan sosial yang tinggi dan skill berkomunikasi yang baik.
  4. Fungsi Perpustakaan Umum sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Dari semua pengetahuan komunitas yang didokumentasikan di Perpustakaan Umum, fungsi perpustakaan berikutnya adalah melakukan kemas ulang informasi, kemudian memberikan kepada para pengambil keputusan sebagai masukan dari masyarakat. Dengan begini masyarakat akan punya posisi tawar yang lebih baik dalam memberikan masukan-masukan dalam pengambilan kebijakan public
Agar tujuan pentingnya meningkatkan budaya baca secara umum dapat terpenuhi, maka perlu:
  1. Terwujudnya kebiasaan membaca pada setiap diri manusia yang ingin maju dengan kebudayaan tinggi.
  2. Menumbuhkan dan memupuk kepada setiap diri manusia untuk selalu menggali ilmu pengetahuan agar bermanfaat pada proses reproduksi dari suatu ide/ gagasan baru, yang pada akhirnya dalam aplikasi lapangan melalui hasil kajian tersebut dapat dimanfaatkan oleh mereka yang berminat dan atau dapat berguna bagi masyarakat luas.
Adapun tujuan berdirinya Pustaka Jabalnur Ilmi (Buket Cahaya Ilmei) ialah :
  1. Tujuan Umum yaitu ” untuk mempermudah  setiap siswa, mahasiswa, para guru dan masyarakat yang ingin membaca  dalam mendapatkan buku bacaan yang diperlukannya”.
  2. Tujuan Khusus yaitu :
a.      Membantu Mahasiswa dalam menyelesaikan Tugas akhir atau Skripsi yang ditugaskan oleh Perguruan Tinggi atau Universitas.
b.     Membantu Mahasiswa dan siwa dalam mencari bahan untuk pembuatan proposal atau karya tulis yang di tugaskan oleh para guru.
c.      Memotivasi masyarakat dan Pegawai pemerintah terhadap kegiatan membaca ketika ada waktu luang.

C. Tempat atau Alamat Pustaka Jabalnur Ilmi.
Adapun tempat atau Alamat Perpustakaan Jabalnur Ilmi (Buket Cahaya Ilmei) ialah  terletak di Gampong Bale  Baroh Bluek, Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie, Jalan Universitas Jabal Ghafur No. 04.
Adapun alasan Pemilihan Tempat ialah:
1.     Terletak  di tengah-tengah pemukiman penduduk yang sangat padat dan manyoritas masyarakatnya Miskin (tidak mampu membeli buku).
2.     Jauh dengan ibu Kota Kabupaten atau Perpustakaan dan Arsip Kabupaten yang ada di Tijue sehingga sukar di jangkau oleh siswa dan masyarakat banyak
3.     Di kelilingi oleh Sekolah, Perguruan Tinggi dan  Pasantren/ Dayah seperti :

No
Nama Sekolah / Perguruan Tinggi/ Pasantren atau Dayah
Jarak dengan Pustaka (Km)
Ket
1
2
3
4
1
Pasantren Tungkop
2 Km

2
Pasantren Hj. Maryam
2,5 Km

3
Pasantren Ilot
1,5 Km

4
Dayah Malikul Mukmin
700 M

5
Dayah Landen
720 M

6
Dayah Gapui
2 Km

7
Dayah Lhok Kaju
2 Km

8
Perguruan Tinggi Al-Hilal Sigli
8 Km

9
Universitas Jabal Ghafur
3 Km

10
Yayasan Sukma
4 Km

11
SMA Negeri  1 Indrajaya
2 Km

12
SMA Negeri  2 Indrajaya
1,5 Km

13
SMA 1 Peukan Baro
4,5 Km

14
SMP Negeri 1 Garot
1 Km

15 Para Majelis Ta'lim d Kecamatan Indrajaya

16
SMP Negeri 3 Indrajaya
500 M

17
SMP 1 Mila
4 Km

18
SMP 2 Mila
4,5 Km

19
SMP 1 Peukan Baro
5 Km

20
SD Negeri Caleue
3,8 Km

21
SD Negeri Bleuek Grong-grong
600 M

22
SD Negeri  2 Bluek Ulee Gampong
600 M

23
SD Negeri 1 Lhok Kaju
600 M

24
SD Negeri 1 Garot
2,5 KM

25
SD Negeri 2 Garot
2,5 Km

26
SD Negeri  Bluek Glecut
200 M

27
SD Negeri Pante Garot
2,5 Km

28
SD Negeri Gapui/ Suwiek
1 Km

29
SD Negeri Tungkop Jaya
700 M

30
SD Negeri 1 Peukan Baro
4,1 Km

31
SD Negeri  Gapui
1,5 Km

32
SD Negeri Garot Cut
2,5 Km

33
SD Negeri Mesjid Lhok Kaju
2 Km

34
MIN Garot
2,5 Km

35
MIN Gapui
1 Km

36
MIN Krueng Seumideun
1,5 Km

37
MIN Cempala Kuneng
2 Km

38
SD Negeri Burok
2 Km

39
SD Negeri Ilot
2 Km


D. Buku- Buku yang disediakan.
Adapun Buku-Buku yang disediakan oleh Pustaka Jabalnur Ilmi ialah  semua jenis Buku atau Bacaan dan Kitap-kitab.

E. Strategi pengembangan perpustakaan Jabalnur Ilmi.
Adapun strategi dalam pengembangan perpustakaan Jabalnur Ilmi ialah:
1.     Pembaruan dan peningkatan koleksi buku-buku sehingga pelajar dan Masyarakat tidak merasa bosan dengan koleksi yang itu-itu saja.
2.     Menyebarluaskan kegiatan perpustakaan ke media maupun para donator yang mau menyumbang.
3.     Membuat dan mengirimkan proposal ke penerbit, majalah maupun Yayasan-yayasan yang bergerak di bidang perbukuan.
4.     Merangsang para anggota Pustaka ( Pembaca ) yaitu dengan membuat perlombaan-perlombaan yang berkaitan dengan  Pendidikan seperti, Jurnal, Cerpen, Perlombaan menggambar,  Puisi dan lain-lain yang akan dilaksanakan pada memperingati Ulang Tahun Pendidikan  setiap Tahunnya dan memberikan hadiah kepada para anggota pembuat Jurnal, Cerpen, menggambar,  Puisi yang hasil terbaik.
5.     Meminta sumbangan/ hadiah kepada anggota pustaka yang telah lulus sarjana ( apa bila ia mahasiswa ) untuk membelikan satu buku bacaan ( penentuan buku apa yang akan di hadiahkan tergantung kesarjanaan apa yang ia miliki).
6.     Memberikan kepada setiap pembaca Kartu anggota pustaka yang berlaku seumur hidup tujuannya ialah agar si pembaca terikat hati dan batinnya dengan perpustakaan Jabalnur Ilmi dan apa bila suatu saat dia menjadi orang sukses maka ia akan merasa bertanggung jawab dan kepeduliannya terhadap pustaka yang pernah membuat ianya menjadi pintar dan berilmu.
F. Sistem dan Pelayanan yang ada di Perpustakaan Jabalnur Ilmi.
      Adapun sistem pelayanan di perpustakaan Jabalnur Ilmi ialah sebagai berikut:
1. Setiap pembaca yang ingin meminjamkan buku harus memiliki Kartu anggota Pustaka.
2. Kepada setiap anggota yang meminjamkan/ menyewa buku  membayar uang sewaan dengan satu buku Rp. 2000 dan tiga buku Rp. 5000,-
3. Kepada setiap pembaca memberi imfaq sesuka hati di loket sewaktu masuk kedalam ruangan perpustakaan.

G. Visi dan Misi Pustaka Jabalnur Ilmi.
            1. Visi
a.      Mencerdaskan anak Bangsa
b.     Meningkatkan Minat dan Budaya Baca Pelajar dan Masyarakat.
            2. Misi.
a.      Menjadikan perpustakaan Jabalnur Ilmi sebagai tempat menggali Ilmu dan pengetahuan.
b.     Menjadikan kegiatan membaca masyarakat aceh sebagai kebutuhan pokok dalam kesehariannya