Pages

Subscribe:

Senin, 07 Mei 2012

MENGENAL ALT-ALAT KONTRASEPSI KB


B AB  I
PEN DAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah.
Ber-KB atau menggunakan kontrasepsi, bagi suami istri, sebenarnya tidak cuma bermanfaat untuk program yang berkaitan dengan keturunan, tetapi bisa juga bermanfaat untuk kesehatan seksual khususnya kestabilan ekonomi. Kondom, IUD, pil, suntik, adalah sebagian fasilitas KB yang dipilih oleh suami istri sebagai upaya mengatur kelahiran anak, atau mencegah kehamilan.  Jika kontrasepsi digunakan oleh pasangan suami istri yang terlanjur punya banyak anak, tentu saja hal ini kurang sesuai dengan sasaran. Dalam hal ini, program KB terlambat dilaksanakan. Dan penyebabnya mungkin selama ini penyuluhan atau promosi cenderung cuma bertujuan membatasi jumlah anak. Dan yang lebih parah lagi bagi masyarakat di Indonesia umumnya dan khususnya aceh, masih banyak yang percaya pada mitos. Misalnya, banyak anak akan banyak rezeki. Banyak anak akan banyak kegembiraan di hari hari tuanya anti, padahal itu hanya cerita nenek moyang kita tempo dulu paska peperangan melawan penjajah jepang dan belanda, karena banyak yang meninggal dalam peperangan  akhirnya rakyat tinggal sedikit, itulah strategi yang digunakan oleh nenek moyang kita dulu.
Tidak dapat kita pungkiri, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan misinya yang telah diperbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan ”Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”.[1]
 Bagi masyarakat kita, yang cenderung dinamis dalam bidang ekonomi dan sosial, atau makin meningkat kemakmuran hidupnya, jumlah anak sering dianggap bukan problem memberatkan. Dalam hal ini, target program KB dengan semboyan ’dua anak lebih baik’ sering dianggap sebagai usang yang mungkin cuma cocok bagi masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan. Karena alasan itulah, sering masih banyak orang di lingkungan perkotaan maupun pedesaan yang malu-malu melaksanakan program KB. Dan kalaupun mau, hal itu sering dirahasiakan, seolah-olah merupakan aib memalukan.
Kasus-kasusnya bisa dilihat secara jelas di banyak apotek maupun klinik KB. Banyak suami meminta kondom dengan ekspresi masih malu-malu. Banyak juga istri ingin suntik maupun meminta pil KB dengan sikap tersipu-sipu. Sikap tersebut dalam melaksanakan program KB, bisa saja karena strategi penyuluhan sudah ketinggalan zaman. Masyarakat merasa malu untuk berusaha mencegah kehamilan dalam perkawinan, karena ada anggapan hal itu semata-mata karena alasan ekonomi (kemiskinan). Tetapi apa pun alasannya, ber-KB atau menggunakan kontrasepsi memang bermanfaat bagi kontrol ekonomi keluarga kesehatan seksual, di samping alasan lainnya yakni mencegah atau menunda kehamilan karena Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah “upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera”[2]

B.     Arti Keluarga Sejahtera

Keluarga sejahtera yaitu keluarga yang sanggub memenuhi kebutuhan keluarganya dalam segala bidang dan menjadikannya keluarga yang berkualitas”[3] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut dengan BKKBN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.[4]
Keluarga yang sejahtera, dengan demikian, tentu menjadi dambaan setiap orang untuk mencapainya. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, seseorang akan dapat menikmati hidup secara wajar dan menyenangkan karena tercukupi kebutuhan materill dan spirituilnya, tetapi dengan kondisi keluarga yang sejahtera setiap individu didalamnya akan mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang sesuai dengan potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Membangun keluarga sejahtera, telah banyak diupayakan oleh berbagai pihak, termasuk oleh semua keluarga di Indonesia.
Keluarga sejahtera menurut pendapat penulis sendiri yaitu, keluarga yang sanggup memenuhi segala  urusan rumah tangganya dan sanggup mengontrol semua kebutuhan baik kebutuhan lahir dan batin
Pemerintah pun sebenarnya juga telah cukup lama memberi perhatian pada masalah ini. Terbukti, sejak tahun 1994 lalu, pemerintah telah mencanangkan ”Gerakan Membangun Keluarga Sejahtera” dengan sasaran pokok keluarga Pra Sejahtera dan KS I alasan ekonomi yang sering dikategorikan sebagai keluarga miskin. Namun banyak di antara mereka yang gagal. Faktanya, hingga saat ini, tidak kurang dari 26,4 juta keluarga di negeri ini tetap dalam kondisi kurang sejahtera, bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai pra syarat untuk dapat hidup secara layak. Bila kita cermati, salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan wawasan mereka tentang kesejahteraan itu sendiri, hingga mereka tidak tahu langkah-langkah apa yang efektif untuk mencapainya. Kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang kesejahteraan termasuk dalam perspektif agama juga telah menyebabkan mereka memiliki pandangan yang keliru mengenai arti dari kesejahteraan itu sendiri. Umumnya masyarakat masih menganggap bahwa keluarga yang sejahtera adalah keluarga yang tercukupi kebutuhan materinya. Dalam arti, asalkan keluarga tersebut memiliki harta yang banyak, rumah yang besar dan mewah, kendaraan dan peralatan rumah tangga yang modern serta memiliki tabungan yang banyak, telah dianggap sejahtera hidupnya, tanpa memikirkan hal-hal yang bersifat psikis.
Harus disadari bahwa pandangan tersebut adalah pandangan yang keliru. Karena kesejahteraan keluarga tidak hanya diukur dengan kecukupan materi saja. Masih banyak syarat lain yang harus dipenuhi. Kalau kita baca Bab I Pasal 1 Ayat 11 dari Undang Undang No 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, maka kita akan mengetahui bahwa keluarga yang sejahtera itu tidak hanya tercukupi kebutuhan materiilnya, tetapi juga harus didasarkan pada perkawinan yang sah, tercukupi kebutuhan spirituilnya, memiliki hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, antara keluarga dengan masyarakat sekitarnya, dengan lingkungannya dan sebagainya. itu semua diperlukan untuk memperoleh kebahagiaan hidup sehingga hidupnya dapat tenteram dan nyaman tanpa rasa was-was. Dapat kita bayangkan, bagaimana mungkin sebuah keluarga mencapai kebahagiaan sejati walaupun berlebihan secara materi, namun selalu dikejar rasa berdosa atau bersalah karena harta yang ia makan dan ia gunakan merupakan hasil korupsi atau tindak kejahatan lainnya. Sungguh, dalam keluarga tersebut yang ada hanya rasa was-was, takut, dan jiwa yang gersang sehingga materi yang berlimpah hanya akan membuat hidupnya sengsara secara batiniah, dalam arti kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang sebenarnya tidak akan pernah tercapai.
Dengan demikian, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup harus tercakup didalamnya adalah adanya rasa tenteram, aman dan damai. Seseorang akan merasa bahagia apabila terpenuhi unsur-unsur tersebut dalam kehidupannya. Sedangkan sejahtera diartikan sebagai keadaan lahiriah yang diperoleh dalam kehidupan duniawi yang meliputi : kesehatan, sandang, pangan, papan, paguyuban, perlindungan hak asasi dan sebagainya. Jadi seseorang yang sejahtera hidupnya adalah orang yang memelihara kesehatannya, cukup sandang, pangan, dan papan. Kemudian diterima dalam pergaulan masyarakat yang beradab, serta hak-hak asasinya terlindungi oleh norma agama, norma hukum dan norma susila.


Macam –macam Metode Kontrasepsi KB
Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan perencanaan kehamilan dan sekaligus membatasi jumlah anak. Karena itu, kontrasepsi dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi bisa macam-macam, dari menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop kehamilan. Masing-masing pasangan punya alasan. Mungkin karena urusan sekolah, pekerjaan, usia, kesehatan dan segala macam. Bisa juga karena sudah memiliki anak dan hendak menunda kehamilan berikutnya. Atau, ya, ingin berhenti karena anak sudah banyak.
Ada beberapa macam pilihan  alat kontrasepesi dalam ber KB dan masing-masing mempunyanyi kelebihan dan kekurangannya, hal itu sangat tergantung pada sipemakai itu sendiri, dan dalam hal menapsirkannya, adapun macam-macam alat KB tersebut pisa dilihat pada gambar berikut ini:
Alat-alat KB[5]

      Dalam penggunaan alat kontrasepsi tersebut perlu menggunakan metode-metode atau langkah-langkah  agar nyaman dan men dapatkan kepuasan tersendiri dalam melakukan hubungan badan suami isteri, kepuasan dalam melakukan hubungan suami isteri sangat diperlukan agar tidak terjadinya  hal-hal yang tidak diinginkan dalam keluarga itu sendiri, maka dalam hal ini perlu mengenal metode yang sesuai dalam  penggunaan  kontrasepsi itu sendiri.
Ada beberapa macam metode penggunaan kontrasepsi. Secara garis besar, metode kontrasepsi itu dibagi dalam 6 bagian besar. Yaitu metoede kontrasepsi alami, kontrasepsi dengan alat, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi laktasi, kontrasepsi darurat, dan kontrasepsi mantap. Cocok tidaknya tergantung dari pilihan anda. Semoga penjelasan berikut dapat mempermudah anda dalam memilih metode kontrasepsi
1. Metode Kontrasepsi Alami
a. Pantang Berkala
Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Kerjasama dan pengertian suami sangat dibutuhkan dalam hal ini. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalanlendir leher rahim.Kelebihan:Tidak ada efek sampingEkonomisKekurangan:Angka kegagalan tinggi yaitu 10 – 30 dari 100 wanita.
b. Senggama Terputus
Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, 30-35 persen. Ini lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina.
2. Metode Kontrasepsi Dengan Alat Bisa dibagi menjadi:
1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload). Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova).
Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi. Sebagai pemakai, Anda bisa memeriksa sendiri keberadaan alat tersebut. Caranya dengan meraba benang alat kontrasepsi tersebut di mulut rahim. Seandainya Anda sudah melakukan pemasangan kontrasepsi ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan. Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif Copper dapat terus berlangsung sampai menjelang menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper, 3-4tahun harus diganti. Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada kekurangannya. Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam hubungan seksual.
Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah keputihan. Karena itu sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi genetalia atau perdarahan yang tidak jelas. Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak menganggu produksi ASI, jika ibu sedang menyusui. Efektifitas pemakaian kontrasepsi dalam rahim ini, dari seribu pasangan, sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil
Kelebihan:
Angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun.
Kekurangan:
Mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan. Komplikasi perforasi (lubang) uterus. Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.
2. Kontrasepsi
Dengan Metode Perintang Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida.
a.      Kondom
Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti kantong. Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut. Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma).
Kelebihan:
Aman dipakai
Mudah didapat Cukup efektif bila digunakan dengan benar. Dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS.
Kekurangan:
Ada risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya. Angka kegagalan tinggi, yaitu 3 – 15 per 100 wanita per tahun. Tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet.
b.      Diafragma
Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim.
Kelebihan:
Dapat dipakai berkali-kali. Melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B HIV/AIDS.
Kekurangan:
Angka kegagalan tinggi, yaitu 5 – 20 per 100 wanita per tahun. Sulit dipasang.
c.      Spermisida
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma. Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim, jeli, dan spons. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim.
Kelebihan:
Melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual gonorrhea, klamida, hepatitis B, HIV/AIDS Tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh.
Kekurangan:
Angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun. Tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea. Bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina. Tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma.
3. Metode Kontarasepsi Hormonal
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung  estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk. Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.
a.      Pil atau tablet
Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen. Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial).
Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah. Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesterone menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.
Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI. Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
a.      Pil KB Terpadu
Umumnya mengandung hormon gestagen dan estrogen sintetik. Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram progesteron.
Kelebihan:
Mudah didapat
Kekurangan:
Harus diminum setiap hari. Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu:
ibu menyusui, perokok, berusia 40 tahun ke atas, memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya. Menimbulkan efek samping: terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid. mual-mual sakit kepala
b.      Pil KB Mini
Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja.
Kelebihan:
Dapat digunakan untuk ibu menyusui Mudah didapat
Kekurangan:
Memiliki efek samping yaitu: Pendarahan tidak teratur Haid tidak dating Terkadang muncul sakit kepala
c.      Suntikan
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali. Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali, yaitu: Suntikan progestin; Suntikan yang hanya mengandung hormon gestagen saja. Contohnya, depo provera dan depo noristerat.
Kelebihan:
Bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen.
Kekurangan:
Memiliki efek samping: Pendarahan tidak teratur Haid tidak dating Berat badan bertambah karena nafsu makan meningkat Suntikan terpadu Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem.
Kelebihan:
Tidak mempengaruhi siklus haid
Kekurangan:
Tidak bisa dipakai ibu menyusui Sulit diperoleh Relatif mahal Tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.
d.      Susuk
Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Ada 2 jenis menurut pemakaiannya:
- Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %.
- Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.
Kelebihan:
·        Sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun.
·        Bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen.
·        Bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan.
·        Walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu.
Kekurangan:
·        Susuk lebih gampang dipasang daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki.
·        Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan:
- Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara
- Haidnya sudah terlambat dating
- Mengalami perdarahan abnormal dari vagina
- Penderita sakit jantung
- Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang
4. Metode Kontrasepsi Laktasi
Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus.
Kelebihan:
Ekonomis. Mengurangi perdarahan pasca melahirkan. Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
Kekurangan:
Hanya melindungi pada 6 bulan pertama. Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
5. Metode Kontrasepsi Darurat (Pasca Senggama)
Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim). Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.
Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat:
Estrogen: Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.
Estrogen-progesteron:
Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.
Gestagen:
Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama.
Danazol:
Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.
Antiprogestin:
Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama. Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid.
Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan.
Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut.
Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga.
Kekurangan:
Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.
6. Metode Kontrasepsi Mantap
Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi.Tubektomi
Kelebihan:
Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun.
Kekurangan:
Bersifat permanen Tidak terlindung dari penyakit menular seksual Vasektomi
Kelebihan:
Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun.
Kekurangan:
Bersifat permanen.Tidak terlindung dari penyakit menular seksual.
Perlu Disesuaikan Dengan Usia
Pemilihan alat kontrasepsi perlu disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20-35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada rahim.
Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang belum pernah memiliki anak. IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil. Pil KB biasanya menggunakan hormon estrogen dan atau gestagen sintetik. Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun biasanya sudah berkurang. Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi mantap), seperti tubektomi atau vasektomi.



[1] Drs. Mardiya, Wujudkan Kesejahteraan dalam Perpektif Islam,http://www.google .co.id/search?q= keluarga bahagia keluarga

[2] Undang No 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera

[3] Pendapat Penulis

[4] Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, B ab I, Pasal  I


[5] Hendra Arif Wibowo, SKM, http://ajangberkarya.wordpress.com/ 2010/03/29/berbagai-pilihan-metode-kontrasepsi-kb/ kutipan pada tanggal, 23 Juni  2010